Inovasi Metaverse dalam Dunia Pendidikan

Inovasi Metaverse dalam Dunia Pendidikan

Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya
1649721600

Pandemi telah mempercepat perkembangan teknologi di seluruh dunia, termasuk di dalam tanah air. Salah satunya dengan adanya metaverse yang memberikan sensasi pergaulan baru. Pengguna metaverse dapat bertemu secara virtual dan mengunjungi lokasi secara virtual.  Dari situlah aktivitas normal yang terbatas di dunia nyata, dengan kehadiran metaverse dapat membuka jalan baru untuk interaksi sosial manusia.

“Ketika Anda bermain game dengan teman-teman, Anda akan merasa seperti berada di sana bersama di dunia yang berbeda, tidak hanya di komputer Anda sendiri,” kata Zuckerberg.

“Dan ketika Anda sedang rapat di Metaverse, Anda akan merasa seperti berada di ruangan bersama-sama melakukan kontak mata, memiliki rasa ruang yang sama dan tidak hanya melihat kisi-kisi wajah di layar, sambungnya.

Menyoroti hal tersebut, Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS) melakukan penelitian terhadap penerapan Virtual Reality (VR) dalam dunia Metaverse untuk pembelajaran online. Pengembangan aplikasi berbasis Unity ini dimulai oleh keempat orang dosen ISTTS, Herman Thuan To Saurik, Dr. Joan Santoso, Hansel Santoso, Dr. Hartarto Junaedi, S.Kom., M.Kom selaku Ketua Prodi Sistem Informasi, beserta beberapa mahasiswa Prodi Sistem Informasi yang telah dilakukan sejak tahun 2020. Menariknya, Pak Thuan menjelaskan bahwa di jurusan Sistem Informasi terdapat pilihan jalur untuk mempelajari hal-hal berbau Game Technology, sehingga lahirlah ide untuk membuat aplikasi pendukung metaverse online learning ini.

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Oculus Quest 2, sebuah peranti layar ikat kepala untuk menampilkan realitas virtual yang saat ini sedang dikembangkan oleh Oculus VR. Perangkat ini memiliki LCD, mikrofon, dan juga sensor yang dapat mendeteksi pergerakan dimana pengguna dapat melangkah maju, sisi ke sisi, melompat bahkan merangkak.

Metaverse terdiri atas 3 aspek penting. Dunia 3 dimensi yang saat ini telah dikembangkan berupa laboratorium, teater, dan ruang kelas. Selain itu, diperlukan peralatan untuk menikmati experience tersebut dengan menggunakan oculus atau kacamata VR. Sedangkan untuk pengembangan lebih lanjut, digunakan kecerdasan buatan untuk Non-player Character (NPC) yang saat ini sedang dikembangkan.

Kedepannya, para pengembang berharap agar inovasi pembelajaran online dengan metaverse ini dapat diterapkan secara bertahap pada beberapa mata kuliah. Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa inovasi kelas online ini dapat dinikmati oleh seluruh mahasiswa di Indonesia tanpa perlu memiliki perangkat tambahan namun dengan mode desktop seperti aplikasi bermain game pada umumnya. Alangkah baiknya bila inovasi tersebut diteliti, dikembangkan, hingga didistribusikan ke seluruh Indonesia untuk membantu memajukan pendidikan. Nah, apakah kamu sudah siap untuk menjelajah dunia metaverse?

From Media